Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

Khairukum An fa'uhum linnaas
" yang terbaik diantara kamu adalah yang paling bermanfaat bagi manusia "

31 Maret 2011

Hujan Darah, Kodok/Katak & Burung sudah Ada dalam Al-Qur’an

www.Virtual Islamic.Blogspot.com
 Teman-Teman.. Sahabat-sahabat.. dan Saudara-Saudariku..

Mungkin info/berita ini sudah kalian tahu melaui Koran, TV, situs2, di FB dll… tapi tidak ada salahnya saya posting lagi untuk menambah keyakinan kita kepada Allah SWT..

“Hujan Darah”

Meski sudah terjadi beberapa tahun yang lalu, fenomena hujan berwarna merah kembali ramai dibicarakan. Di India, para penduduk lokal daerah Kerala menemukan baju-baju yang dijemur berubah warna menjadi merah seperti darah. Mereka melaporkan adanya bunyi ledakan dan cahaya terang yang mendahului turunnya hujan yang dipercaya sebagai ledakan meteor.

Contoh air hujan tersebut segera dibawa untuk diteliti oleh ilmuwan independen, Godfrey Louis dan Santosh Kumara dari Universitas Mahatma Gandhi. Pertama kali mereka mengira bahwa partikel merah di dalam air adalah partikel pasir yang terbawa dari gurun Arab. Di Universitas Sheffield, Inggris, seorang ahli mikrobiologis bernama Milton Wainwright mengkonfirmasi bahwa unsur merah tersebut adalah sel hidup. Hal ini dinyatakan karena Wainwright berhasil menemukan adanya DNA dari unsur sel tersebut walaupun ia belum berhasil mengekstraknya.

Ketika kita melihat hujan pasti kita berkata "apakah kaos kakiku basah" atau "Apakah aku punya waktu untuk mengeringkan rambutku", tapi itu semua beda jika kita tinggal di Karela, India. Dari Juli hingga September Karela mengalami pengalaman yang panjang, yaitu dihujani oleh air berwarna merah. (Walaupun sebenarnya pernah dihujani oleh hujan yang berwarna biru dan hitam, tapi merah lebih ekstreme). Hingga saat ini belom ada satupun ilmuwan yang dapat memecahkan fenomena aneh ini.

“Hujan Kodok/Katak”

Sedangkan hujan hewan terjadi pada Juni 2009 di Jepang. Hewan ini memiliki panjang dengan diameter 5 cm berbentuk seperti ikan dan kodok, sejauh ini tidak ada yang dapat menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi. Beberapa orang menyebutkan ini merupakan fenomena langka yang pernah terjadi yang diakibatkan perubahan cuaca yang tidak menentu di negara sakura ini. Bagian meteorologi Jepang juga tidak dapat menjelaskan apa penyebab terjadinya hal tersebut.

Beberapa orang yang seperti menuhankan ilmu pengetahuan menyebutnya sebagai fenomena alam. Dalam Istilah agama kita menyebutnya sunnatullah
Kita tidak menolak adanya proses alam, karena hal itu sesuatu yang natural dan sudah menjadi ketetapan-Nya. Tapi terkadang, kita melupakan sumber segala sebab musabab dan sumber segala sesuatu, yakni Allah swt, Tuhan Semesta Alam. Apa yang hendak ditampakkan adalah Kekuasaan-Nya Yang Maha Tunggal. Agar kita, manusia, tidak lagi sombong dengan menuhankan segala ilmu pengetahuan alam dan melupakan adanya Pencipta Alam.

Al-Qur’an mengisahkan tentang kesombongan Firaun dan kaumnya.

“ Kemudian apabila kebaikan (kemakmuran) datang kepada mereka, mereka berkata, “Inilah adalah karena (usaha) kami.” Dan jika mereka di timpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan pengikutnya, sesungguhnya nasib mereka di tangan Allah, namun kebanyakan mereka tidak mengetahui “.(Q.S. Al-A’raf: 131)

Seolah menantang dan keras kepala, pengikut Firaun berkata,

“ Dan mereka berkata ( kepada Musa ), “ Bukti apapun yang engkau bawa kepada kami untuk menyihir kami, kami tidak akan beriman kepadamu.” (Q.S. Al-A’raf: 132).

Firaun dan pengikutnya yang masih ada hingga sekarang ini meledek bahwa bukti kekuasaan Tuhan yang disampaikan melalui Musa dan Harun (Aaron) as. itu sebagai sihir. Manusia zaman sekarang juga ada yang seperti ini, ketika sukses mereka berkata, “Ya, karena usaha saya, saya ini berhasil.”

“Maka Kami kirimkan kepada mereka topan (thûfân), belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (Q.S. Al-A’raf: 133)

Jadi, apa yang terjadi di zaman sekarang bukanlah sesuatu fenomena baru dan menganehkan. Zaman dahulu, sebagai bukti bagi orang yang ingkar kepada Tuhan, Allah sudah tampakkan kuasa-Nya.


“Hujan Burung”

Lebih dari 100 bangkai burung menutupi kebun itu sehingga terlihat seperti karpet, masing-masing dengan darah yang mengucur dari paruh dan cakarnya. Kebanyakan burung itu mati ketika menyentuh tanah, beberapa lagi mengepak-ngepakkan sayapnya dengan lemah, jelas terlihat kesakitan, sampai petugas dari RSPCA (Royal society for the prevention of cruelty to animals) datang dan melenyapkan penderitaan itu dari mereka.

Julie Knight, 53 tahun, sedang kembali ke rumahnya di sebuah desa sunyi di Coxley pada jam 4.15 sore ketika tanpa sengaja menyaksikan pemandangan mengerikan itu.

Julie, yang berprofesi sebagai perawat, mengatakan: "Adegan itu seperti sebuah bagian dari film horor - seperti film Hitchcock - The Birds - Benar-benar menakutkan."

"Saat itu seperti hujan burung. Salah satu tetanggaku juga menyaksikannya. Burung-burung itu jatuh begitu saja ke tanah. Sekitar 70 ekor kelihatannya mati seketika."

"Satu-satunya cara untuk menggambarkan peristiwa itu adalah, mereka seperti dihinggapi oleh kengerian yang amat sangat. Paling tidak ada sekitar 100 burung lebih. Saya sudah hidup di desa seumur hidupku dan aku belum pernah melihat peristiwa yang seperti ini."

Peristiwa serupa sebelumnya juga pernah dilaporkan di banyak tempat di dunia dimana kebanyakan pestisida dan tabrakan yang dianggap bertanggung jawab.
Mrs.Knight menambahkan: "Saya kuatir dengan apa yang telah membunuh burung-burung itu karena aku juga punya cucu yang masih kecil dan dua ekor kucing yang sering bermain di kebun. Satu-satunya yang terpikir olehku adalah, burung-burung itu mungkin telah memakan hasil panen yang telah dipestisida sehingga mereka menjadi keracunan. Tapi, tetap saja aneh."

Llyod Scott, dari Royal Society for the Protection of Birds, mengatakan: "Peristiwa ini adalah salah satu peristiwa paling ganjil yang pernah kami jumpai."

Llyod juga mengatakan kalau hampir tidak mungkin burung-burung bertabrakan di udara karena kebingungan. Menurutnya, burung Jalak punya kemampuan unik. Ketika mereka terbang dalam kelompok besar, mereka akan bergerak dengan berpatokan pada tujuh burung yang ada di dekatnya. Jadi secara insting, mereka akan saling menjaga jarak yang cukup aman.

Para peneliti saat ini telah mengambil bangkai-bangkai burung tersebut untuk diteliti.

Pada setiap bangkai burung-burung jalak itu, ditemukan luka fisik, kebanyakan sayap patah atau paruh yang pecah. Juga tidak ditemukan adanya penyakit atau toksin di dalam tubuh mereka. Saat ini masih tidak bisa disimpulkan dengan pasti penyebab kematiannya. Di dekat situ juga tidak ada kabel listrik atau apapun yang mungkin bisa menjadi penyebabnya.

Juru bicara RSCPA, Helen Cohen menyimpulkan: "Satu-satunya penjelasan yang bisa kami pikirkan adalah, sesuatu telah menyebabkan kawanan burung itu berubah haluan yang menyebabkan mereka jatuh ke tanah. Bisa jadi burung pemangsa. Tapi, semuanya masih misterius". I don’t know.

Dari beberapa tahun, orang-orang telah melaporkan jika pernah dihujani oleh binatang dari langit di beberapa negara. Cacing-cacing secara spontan tersebar di tanah dalam jumlah yang cukup banyak di Lousiana, Ikan-ikan berjatuhan di singapura dan California, bahkan ada beberapa yang mengatakan sapi-sapi datang dari langit dan adanya bakteri dari luar angkasa.

Tetapi dalam Al-Qur’an kejadian ini sudah di jelaskan kurang lebih 1400 tahun yang lalu.

”Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat ( juga ) seperti kamu. Tidak ada satu pun yang kami luputkan di dalam Kitab ( Lauh Mahfuzh ), kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan.” (Q.S. Al-An ‘am : 38 )

Ilmu pengetahuan sekarang telah tahu bahwa binatang dan burung hidup dalam komunitas seperti juga manusia.

Al Qur ‘an menjelaskan tentang burung:

”Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa dengan mudah. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman”. (Q.S. An-Nahl : 79 )

” Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.”(Al-Mulk(67) : 19 )

Ayat ini dari Al-Qur ‘an yang kita ketahui dari perkembangan Ilmu Pengetahuan sekarang ini bahwa Burung memiliki rencana ‘migrasi’ yang tertentu. Burung-burung muda pun bisa terbang jauhan mil tanpa penunjuk arah. Contoh nya adalah yang diberikan oleh Prof. Humberger dalam bukunya “ Power Envigility” yaitu burung Maten yang tinggal di Pasifik. Dia melakukan perjalanan lebih dari 15.000 mil butuh waktu sekitar 6 bulan dan dia kembali lagi hanya 1 minggu setelah dia sampai. Bagaimana mungkin? Tanpa penunjuk arah, ribuan mil terus bisa pulang lagi tanpa tersesat. Kata Professor ini ‘harus ada yang memprogram mereka’, Siapa yang memprogram mereka? Dalam Alqur ‘an kita temukan jawabannya : “Tidak ada yang menahannya (amsaka) (di udara) selain Yang Maha Pengasih” Yang Maha Pengasih lah yang memprogram mereka. Kata Al-Qur ‘an “amsaka” digunakan untuk menahan dan melihat (mengawasi).

Jadi, apa yang terjadi di zaman sekarang bukanlah sesuatu fenomena baru dan menganehkan. Zaman dahulu, sebagai bukti bagi orang yang ingkar kepada Tuhan, Allah sudah tampakkan kuasa-Nya.

Wallahu A’lam

Semoga bermanfaat…

Sumber: dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar